Wajah Kartini. FOTO Menyusun Puzzle RA Kartini SOLOCara anakanak warga Kampung Dukuhan Nayu Banjarsari Kota Solo dalam memperingati Hari Kartini itu tergolong unik Mereka menyusun potongan puzzle ukuran besar hingga membentuk gambar wajah RA Kartini Kegiatan itu dilakukan di rumah salah satu warga Mayor Haristanto Rabu (21/04/2021).
Lukisan wajah Raden Ajeng Kartini ini merupakan hasil restorasi dari berbagai sumber fotofoto lama Raden Ajeng Kartini yang bertujuan untuk mencitrakan hasil yang lebih baik dan detail Semoga lukisan wajah Raden Ajeng Kartini karya Hareanto dapat bermanfaat dikemudian hari “Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba.
Sketsa Wajah Kartini – Belajar
Perempuan Tangguh Industri Wajah Kartini Di Dunia Laki LakiKami memilih menjadi cahaya dalam kegelapan Perempuanperempuan tangguh yang tak lekang Berjibak.
Lukisan Wajah R. A. Kartini karya Hareanto
BiografiSuratSuratPemikiranKontroversiPeringatanDalam Budaya PopulerGaleri FotoPranala LuarRaden Adjeng Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa Ia merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera setelah Kartini lahir Kartini adalah putri dari istri pertama tetapi bukan istri utama Ibunya bernama MA Ngasirah putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono seorang guru agama di Telukawur Jepara Dari sisi ayahnya silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI Garis keturunan Bupati Sosroningrat bahkan dapat ditilik kembali ke istana Kerajaan Majapahit Semenjak Pangeran Dangirin menjadi bupati Surabayapada abad ke18 nenek moyang Sosroningrat mengisi banyak posisi penting di Pangreh Praja Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan Karena MA Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam) keturunan Setelah Kartini wafat Jacques Abendanon mengumpulkan dan membukukan suratsurat yang pernah dikirimkan RA Kartini pada temantemannya di Eropa Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan Agama dan Kerajinan Hindia Belanda Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Lichtyang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911 Buku ini dicetak sebanyak lima kali dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini Pada tahun 1922 Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang Boeah Pikiran yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara Kemudian tahun 1938 keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali Suratsurat Kartini Pada suratsurat Kartini tertulis pemikiranpemikirannya tentang kondisi sosial saat itu terutama tentang kondisi perempuan pribumi Sebagian besar suratsuratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar Kartini menulis ide dan citacitanya seperti tertulis Zelfontwikkeling dan Zelfonderricht Zelf vertrouwen dan Zelfwerkzaamheid dan juga Solidariteit Semua itu atas dasar Religieusiteit Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan Kebijaksanaan dan Keindahan) ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme(cinta tanah air) Suratsurat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar Pada perkenalan dengan Estelle “Stella” Zeehandelaar Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat yaitu tidak bisa bebas duduk Ada kalangan yang meragukan kebenaran suratsurat Kartini Ada dugaan JH Abendanon Menteri Kebudayaan Agama dan Kerajinan saat itu merekayasa suratsurat Kartini Kecurigaan ini timbul karena memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik etis di Hindia Belanda dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya Menurut almarhumah Sulastin Sutrisno jejak keturunan JH Abendanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak diperdebatkan Pihak yang tidak begitu menyetujui mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawanpahlawan wanita Indonesia lainnya karena masih ada pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini seperti Cut Hari Kartini Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964 tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini tanggal 21 April untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini Nama jalan di Belanda 1 Utrecht Di Utrecht Jalan RA Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalanjalan yang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino Steve Biko Che Guevara Agostinho Neto 2 Venlo Di Venlo Belanda Selatan RA Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof di sekitarnya terdapat namanama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut 3 Amsterdam Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yan Film RA Kartini(1982)Film Surat Cinta untuk Kartini (2016) — film fiksi berlatar sejarah Kartini diperankan oleh Rania Putri SariFilm Kartini (2017) — Kartini diperankan oleh Dian Sastrowardoyo Potret RA Kartini yang bertandatanganPotret studio RA Kartini kecil dengan orang tua dan saudarasaudaranya (foto 1890an)Foto kabinet bertandatangan Kartini dan saudarinya Kirikanan Kartini Kardinah Roekmini.
Wajah Agama Kartini Eramuslim
Wajah Kartinian itu liyan menurut penulis dapat dijelaskan sebagai berikut Pertama Raden Ajeng Kartini adalah seorang pahlawan bangsa dan tokoh emansipasi perempuan Namanya selalu diidentikkan dengan kesetaraan gender dan yang memperjuangkan hakhak kaum perempuan Karena itu Presiden Soekarno misalnya menetapkan 21 April sebagai Hari Kartini bahkan wajahnya pernah menjadi gambar uang.
Ruang Pembelajar Hari Kartini
Perempuan Tangguh Industri Wajah Kartini Di Dunia Laki Laki
“Wajah” Kartini(an) itu Liyan The Columnist
Kartini Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
FOTO: Menyusun Puzzle RA Kartini kumparan.com
Kita pun bisa membaca “wajah agama” Kartini Door Duisternis Tot Licht MinazhZhulumati ilanNur? Pada dasarnya membaca Kartini hanya dari suratsuratnya tidaklah bisa tepat menggambarkan Kartini yang sesungguhnya Sisi psikologis Kartini ketika menulis surat menjadi pertimbangan yang tak mungkin diabaikan Ada keterbatasan dalam tulisan.